Minggu, 23 Juli 2017

Tekanan Hidup Berat, Gangguan Jiwa Meningkat!

Tekanan Hidup Berat, Gangguan Jiwa Meningkat!


Sial, macet lagi...macet lagi. Mana bos “killer” kalau ada karyawan telat langsung pecat. Deadline harus selesai besok pagi padahal masih banyak tugas yang numpuk. Mau mati rasanya!  Pernahkah Anda menggerutu demikian? Jika iya, awas hati-hati mungkin Anda terkena gangguan jiwa. Karena stress merupakan salah satu jenis dari gangguan jiwa yang dapat terpicu oleh masalah sehingga kestabilan psikis kita terganggu. Dengan kosdisi masyarakat di Indonesia saat ini yang masih kacau balau menyebabkan tekanan hidup seseorang menjadi lebih berat dari sebelumnya. Seperti halnya masalah inflasi di Indonesia yang ujung-ujungnya menyebabkan harga kebutuhan pokok naik sedangkan tingkat pendapatan setiap warga ditekan agar laju inflasi dapat di kendalikan. Hal ini menjadi beban hidup dalam hal mencukupi kebutuhan pokok sehingga terjadi stress. Coba saja kita hitung jika minimal setiap desa di Indonesia terdapat 3 orang baru yang menderita gangguan jiwa entah itu berat maupun ringan maka peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa pada tingkat kecamatan yang minimal terdiri dari 20 desa adalah 60 orang. Dan peningkatan di tingkat kota dan kabupaten yang terdiri minimal 18 kecamatan mencapai 1080. Maka peningkatan penderita gangguan jiwa pada tingkat nasional yang mencakup 497 kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 536.760 orang penderita baru pada tiap tahunnya.   Dan hingga saat ini ganggunguan jiwa di Indonesia selalu miningkat. Apakah akan terus meningkat? Apa Anda salah satunya? Apakah Anda ingin menjadi salah satu anggotaya?tentu tidak. Lalu bagaimana cara mengatasi kenaikan jumlah penderita gangguan jiwa tersebut?

Kenyataanya setiap orang berpotensi untuk menderita gangguan jiwa. Karena seperti yang di terangkan di paragraf sebelumnya bahwa gangguan jiwa terpicu dari masalah yang sedang kita alami yang tidak mampu kita kendalikan.  Adapun ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut artikel yang saya kutip dari www.imron46.blogspot.com  adalah menarik diri dari interaksi social, mengalami kesulitan mengorentasikan waktu, mengalami penurunan daya ingat dan daya kognitif parah, mengabaikan penampilan dan kebersihan diri, memiliki labilitas emosional, memiliki perilaku yang aneh, memiliki keengganan melakukan segala hal.

Indonesia sendiri merupakan Negara dengan jumlah penderita gangguan jiwa terbesar di dunia dengan hampir 24 juta jiwa di Indonesia mengalami  gangguan jiwa sehingga pada tahun 2011 oleh WHO (organisasi di bawah naungan PBB yang bertaraf internasional) menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan tingkat penderita gangguan jiwa terbesar di dunia.(kabarinnews.com). Rata-rata umur penderita ganguuan jiwa adlah umur yang produktif, hampir 20% penderita gangguan jiwa berumur kurang dari 20 tahun.

Sebenarnya pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dengan masalah kenaikan jumlah penderita gangguan jiwa. Seperti Pemda Jatim melalui website resminya bappeda.jatimprov.go.id menyatakan akan memperbaiki masyarakat dengan menggalakkan pola hidup sehat dan memberika penyadaran untuk senantiasa menggiat. Namun hal ini dinilai kurang efektif karena hingga saat ini jumlah penderita gangguan jiwa terus meningkat. Harusnya pada setiap lembaga pemerintah maupun swasta harus memiliki spesialis jiwa/ psikiater karena tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang dapat terganggu jiwanya dimana saja. Karena hal tersebut maka haruslah di antisipasi hal ini pun didukung dari sumber kompasiana.com yang menyebutkan bahwa dengan menceritakan suatu problematika yang sedang kita alami hal tersebut dapat mengurangi beban hidup kita secara psikis sehingga hal ini akan dapat menekan jumlah penderita gangguan jiwa. Dan ditambah setiap puskesmas minimal tingkat kecamatan harus memiliki seorang ahli jiwa/psikter. Karena disetiap kecamatan tidak kurang dari 10% masyarakatnya  mengalami gangguan jiwa maka daripada itu agar penderita segera dapat ditangani dan  cepat sembuh maka setiap kecamatan harus mempunyai minimal 1 psikiater sehingga penderita dapat ditangani dengan baik.

Dengan demikian penderita gangguan jiwa dapat segera ter atasi dengan benar dan cepat. Cara yang diterapkan oleh psikiater untuk mengatasi masalah gangguan jiwa adalah dengan cara Psikofarmakologi: memberikan obat-obtan untuk gangguan fungsi neurutraansmitter, Psikoterapi:  dengan dilakukan terapi setelah pengobatan psikofarmakologi, Terapi psikososial: terapi agar penderita mampu beradaptasi lagi dengan lingkungan, Terapi psikoreligius       : terapi melalui kegiatan keagamaan seperti sembahyng dan berdoa, Rehabilitasi: terapi persiapan penempatan kembali ke keluarga dan masyarakat (www.psychologymania.com)

Jadi masalah meningkatnya gangguan jiwa ini sudah menjadi masalah nasional. Sehingga di perlukannya kesadaran lebh dari masyarakat maupn pemerintah. Dengan menggalakkan program LPSP (lembaga dan puskesmas satu psikiater) diharapkan akan dapat menekan angka kenaikan penderita gangguan jiwa yang mayoritas disebabkan oleh tekanan hidup berat.




            

Sabtu, 22 Juli 2017

Datang dari Siapakah Motivasi Terbesar?

DATANG DARI SIAPAKAH MOTIVASI TERBESAR?

Percaya tidak kalau sebenarnya motivasi terbesar datang dari dirimu sendiri. Bukan dari orangtua, pacar ataupun teman. Mengapa demikian?


Adakah dari mereka yang kamu kenal, paham akan segala tindak tandukmu 100%? Jawabannya 100% tidak akan ada. Hanya kamu yang paham akan dirimu.
Mereka yang mengenalimu seringkali memberikan motivasi bahkan tips-tips jitu melakukan suatu hal.


But, pernahkah kalian percaya hal tersebut 100%, pasti terbesit keraguan. Why? Karena mungkin yang kamu menganggap “bukan jawaban itu yang aku ingin dengar”, “kata-kata yang tidak meyakinkan”, “memang nggak percaya kalau belum ngerasakan” or “sebenarnya kamu dari awal nggak percaya sama dia”.

Kamu sendiri  itulah motivasi terbesar dalam hidupmu. Cerita tentang jatuh maupun bangunnya dirimu adalah tentang bagaimana kamu sukses memotivasi dirimu sendiri.
Motivasi diri sendiri ini dikatakan sukses tergantung bagaimana kamu menyikapi oranglain disekitarmu. Sebagus apapun motivator yang mendampingimu, apabila kamu tak pernah tergerak, bathinmu tak menerima, pikiranmu tak setuju. Tidak akan ada pengaruhnya terhadapmu. Hanya kamu yang bisa memotivasi dirimu lebih dari siapapun. Pengambil keputusan dalam hidupmu adalah kamu.
Akankah kamu baik? Akankah kamu buruk? Kamulah penentunya.
Jangan pernah menyalahkan siapapun atau apapun akan musibah yang kamu alami. Karna setiap musibah yang kita dapat adalah akibat keputusan kita sendiri terhadap hidup kita. Motivasi apa yang selalu kita tanamkn pada diri kita?

“AKU ORANG BAIK. AKU AKAN MEMBANGGAKAN ORANGTUAKU”
(Insyallah kamu akan jadi seperti apa yang kamu tanamkan pada benakmu. Kamu akan selalu bangkit dari keterpurukanmu karna motivasi positif dari dirimu sendiri)


(kalau aku sendiri, motivasiku :
aku akan bisa menjadi guru yang layak bagi siswa-siwaku kelak. Aku pasti bisa jadi Guru yang mengispirasi siswaku. Dan kelak sedikit demi sedikit dengan caraku ini aku akan memajukan pendidikan di Indonesia)


Atau

“AKU TAKUT AKU BUKAN ORANG BAIK. AKU TAKUT MENGECEWAKAN ORANGTUAKU. AKU TAKUT AKAN JADI APA AKU NANTI...”
(Karna ketakutanmu memunculkan keraguan akan kemampuan dirimu. Sehingga kamu sendirilah yang menanamkan benih-benih penghacur diri. Ini yang disebut motivasi negatif)

PLEASE GUYS, BELIEVE YOUR SELF! YOU ARE THE WINNER. GET IT?

Jadi seperti apakah kamu selalu memotivasi dirimu selama ini?

Trik, Menjelaskan Hubungan Eksponen dan Logaritma

TRIK, MENJELASKAN HUBUNGAN EKSPONEN DAN LOGARITMA


Langkah kedua, saya mencoba membawakan konsep logaritma dengan ringan dan renyah layaknya sebuah kripik. Percaya matematika itu serenyah,segurih, dan seringan kripik singkong? Coba kita simak bersama.

Saya membangun konsep logaritma dengan mengaitkan materi eksponen dan mendemontrasikannya di depan kelas.

Kegiatan pembuka Guru mendemontrasikan sebuah kegiatan yaitu melipat kertas yang merupakan representasi 2n, seperti yang di jelaskan pada tabel.






Saat kita melipat kertas sekali sama besar, kita akan mendapatkan 2 bagian sama besar. Selanjutnya saat kita himpitkan 2 bagian yang kita dapat pada langkah 1, dan melakukan metode yang sama. Maka kita dapatkan 4 bagian sama besar. Perhatikan dengan seksama, ternyata kegiatan kita ini meripresentasikan eksponen.      Perhatikan tabel :

Banyak lipatan
Banyak kertas bagian sama besar
Bentuk eksponen
0
1
20=1
1
2
21=2
2
4
23=4
3
8
23=8

Sehingga dari tabel tersebut kita bisa ketahui bahwa banyak lipatan direpresentasikan sebagai pangkat, dan banyak kertas bagian sama besar yang terbentuk adalah hasil bilangan berpangkat.

Untuk mengecek pemahaman siswa, guru dapat bertanya (untuk memberikan stimulus) “jadi kalau saya lipat kertas dan memotongnya sebanyak 5 kali, ada berapa kertas bagian sama besar yang akan saya miliki?”.

Dari demontrasi eksponen itu guru mengajak siswa berfikir tentang konsep logaritma. “Logaritma itu adalah invers atau kebalikan dari eksponen. Paham tidak maksud pernyataan saya?

Kalau ilustrasi eksponen bertanya “ada berapa kertas bagian sama besar ketika saya melipat kertas sebanyak 3 kali?
Stimulus pertanyaan : Sekarang kalau Bapak/Ibu Guru ubah pertanyaan saya, berapa banyak lipatan saya butuhkan untuk mendapat 16 kertas bagian sama besar?

Diharapkan siswa menjawab : butuh 4 lipatan
Guru  melanjutkan bertanya, “Dari mana itu didapat?”.
Diharapkan siswa menjawab “Karena 24=16, Bu.”
Nah itulah yang disebut konsep logaritma. Mudah bukan?


Saya telah menerapkan pembelajaran ini dan Alhamdulillah, mendapatkan respon yang baik dari siswa-siwa saya.  Dari penjelasan diatas para siswa saya kala itu mulai benar-benar menganggap matematika itu mudah. Sampai saya ingat betul ada siswa saya bernama Icha, dia berkata “Loh gitu aja, kok mudah. Lebih mudah logaritma yah dibanding eksponen”

Ini ada hal unik yang terjadi sesaat setelah bel berbunyi tanda pelajaran telah selesai dan berakhir. “Hah...udah selesai ini? Kok cepet?Kalau materinya paham kok belnya cepet” celetuk Meylinda. Salah satu siswa unik saya yang pernah saya tegur karena tidur saat pembelajaran berlansung. 



Jadi, Bagaimana kakak-kakak sudah mendapat inspirasi cara mengajar? atau bahkan telah menemukan idenya sendiri? Yuk share...Agar ilmunya barokah dunia hingga mengantarkan kita kebahagiaan yang hakiki, tentunya di Surga yang dijanjikan-Nya :D

I AM PROUD AS MATHEMATICIAN

Senin, 17 Juli 2017

Konsep Perkalian



KONSEP PERKALIAN
#Manakahyangbenar?


Pernahkah kita saat duduk dibangku sekolah dasar bertanya pada guru kita
“Apakah perkalian itu?”
 “Mengapa 1X2 akan memiliki hasil yang sama dengan 2x1?”


Jika kalian tidak pernah bertanya hal tersebut. jadi kalian tahu jawabannya?


Mungkin beberapa guru akan menjawab karna pada operasi perkalian berlaku sifat komutatif.
Lalu ada beberapa siswa akan puas mendengar jawaban tersebut dan mulai mengangguk-anggukan kepala seolah paham. Namun akan ada pula yang bertanya lebih lanjut, kenapa bisa sifat komutatif berlaku pada operasi perkalian?

Nah pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang akhirnya menuntut guru selalu belajar dan belajar. Jadi  “mengapa 1X2 kan memiliki hasil yang sama dengan 2x1?”
Segala sesuatu tentang matematika itu sebenarnya sederhana, asal kita paham konsep dasar, maka kita tidak akan salah langkah. So, kita awali pemhasan konsep perkalian ini dari definisi perkalian itu sendiri.




Definisi perkalian : penjumlahan yang berulang



Penjumlahan yang berulang. BERULANG SEPERTI APA?
3x2= 3+3 =6
atau
3x2= 2+2+2 =6

Manakah penjumlahan berulang yang dimaksud pada definisi?
Mahasiswa polos : bukannya sama aja yah hasilnya. Dua-duanya bener kok, intinya perkalian adalah penjumlahan berulang.
Mahasiswa sok tahu: bedalah, pasti ada bedanya. Pertanyaan kayak gini menjebak, biasanya pertanyaan kayak gini jawabanya pasti ada beda. Tapi bedanya diapa ya?
Jawaban yang paling benar adalah 3x2=2+2+2=6
Penjumlahan berulang yang dimaksud adalah angka yang dibelakang dijumlahkan secara berulang sebanyak angka yang didepannya.

Mahasiswa kritis : mengapa demikian? Bukankah hasilnya sama saja? Apa yang bisa membuat kita yakin kalau itu adalah konsep yang benar?
Nah guys, ingat matematika sebenarnya erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari!
Perhatikan penulisan cara minum obat dibawah ini

Mengapa dokter menulis 2X1 bukannya 1X2? Karna dokter belajar matematika.
Saat dokter menuliskan 2x1, beliau akan berkata “Bapak/Ibu ini obatnya diminum sehari 2 kali yah. Satu kali minum obat 1 tablet”.
Artinya : Sehari pasien harus meminum obat tersebut 2 kali dengan rincian 1 tablet obat setiap kali meminum obat tersebut. Jadi 2X1= 1+1=2.
Bayangkan kalau dokter tidak belajar matematika beliau akan menuliskan 1X2. Artinya “pasien harus minum 2 tablet obat dalam 1 waktu.”
Wah beda arti sekali yah.....
Coba dokter salah tulis 3X2 dengan 2X3.....Bagaimana anda sebagai pasien?
Inilah pentingnya paham konsep mmatematika bukan hafal rumus matematika.

Lalu mengapa 2x3 dan 3x2 memiliki hasil yang sama?
Kembalika ke definisi perkalian
2 X 3
=3+3
=    6
3 X 2
=2+2+2
=        6

Setelah kedua angka ditukar posisinya menghasilkan nilai yang sama maka inilah yang disebut sifat komutatif. Perlu digaris bawahi bahwa bahwa perkalian bersifat komutatif yang berarti hasil operasinya akan sama meskipun angka ditukar posisi. Tapi definisi berbeda yah 2x3 berbeda definisi dengan 3X2.
Matematika itu mudah dan asik.

Personal Overview



Personal Overview
Perkenalan Penulis

Siapakah saya?
“Nama Saya, Nurma Firdausi As-Zahra. Biasa dipanggil “Firda”. Saat ini saya berprofesi sebagai mahasiswa semester 8 di Universitas Negeri Surabaya Prodi Pendidikan Matematika juga pengajar matematika pada salah satu lembaga bimbingan di Surabaya. Saya memiliki impian besar tentang pendidikan di Indonesia, khususnya pada pelajaran matematika. Oleh karenanya saya ingin ikut serta secara nyata meningkatkkan kualitas pendidikan. Saya ingin mengubah pandangan siswa menjadi lebih baik terhadap matematika. Memberi tauladan dan mendorong siswa saya menjadi lebih baik. Dan berharap melalui pembelajaran matematika yang saya lakukan menyadarkan mereka akan potensi dan peran tiap individu dalam membangun negara ini lebih baik. Menjadikan siswa-siswa saya menjadi manusia yang layak diperhitungkan. Bukan karena sekedar nilai rapor yang baik maupun sederet koleksi piagam penghargaan. Namun siswa yang layak diperhitungkan bagi saya adalah mereka yang mampu memposisikan diri sesuai talenta (tak harus tentang matematika) yang mereka miliki sehingga bermanfaat bagi manusia lainnya tanpa melupakan kewajiban kepada sang Kuasa”

Bagaimana saya menemukan tujuan hidup/impian saya?
Well, ini merupakan pertanyaan yang sulit dijawab untuk kita yang saat ini mungkin masih memasuki zona usia labil. Tetapi kalau boleh share sedikit “Hint” yang saya lakukan untuk menemukan impian saya, SAYA BERKACA PADA NEGARA TETANGGA KITA.
Saya tidak akan menyebut negara mana.
Alhamdulillah pada semester 7 awal, saya berkesempatan mengunjungi 2 negara tetangga kita. Disana saya bukan hanya sekedar jalan-jalan yah tapi ada kewajiban mengajar sesuai tugas kuliah saya. Namun ilmu yang saya dapat jauh lebih banyak dari yang saya kira. Awalnya saya hanya berharap untuk meng-upgrade ilmu matematika saya.
Namun ternyata, saya menemukan fakta.
“INDONESIA NGGAK KALAH SAMA NEGARA INI! Yang katanya negara ini maju, teknologi maju, pendidikan maju! Saya yakin anak Indonesia tidak lebih buruk dari anak negara ini.Tetapi kenapa kita (Indonesia) masih dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain? Budaya? Wahh jangan tanya kita-lah negara terkaya akan budaya. Uang?  sebenarnya Indonesia kaya raya loh dibanding  negara lain. Faktanya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi kendaraan terbanyak di dunia. Ini membuktikan sebenarnya Indonesia kaya.
Lalu dari segi apa kita kalah dari negara lain? (Jawaban pendapat saya, akan saya share dipostingan selanjutnya)
Hingga akhirnya saya berfikir, tentang satu hal yang membuat saya sadar akan impian saya.
“Apa yang harus saya lakukan agar Indonesia tak dipandang sebelah mata?”
“Apa yang saya bisa lakukan?”
“Apa yang selama ini telah saya lakukan untuk memperbaiki Indonesia sesuai dengan yang saya bisa?”
“Apa saya bisa, setidaknya mengambil sedikit saja peran untuk negara saya?”
Dan ketiga jawaban pertanyaan diatas tersebutlah yang saya sebut “IMPIAN”. Dengan mewujudkan impian saya tersebut saya bisa hidup penuh makna. Menjadikan saya pribadi yang setidaknya akan selalu berusaha lebih baik karna saya sadar peran saya bagi negara saya. Dan terlebih penting lagi saya bangga dan senang ketika talenta yang saya miliki bermanfaat bagi orang disekitar saya, apalagi negara saya.

Apa yang akan Saya lakukan untuk mewujudkan impian tersebut?
Impian tanpa rencana hanya akan menjadi bencana, sedangkan impian tanpa usaha mewujudkannya hanya akan jadi mimpi tidur lelapmu yang tak pernah akan jadi nyata.
Nah itu yang selalu aku pegang teguh pada setiap pekerjaan saya. Saya harus melakukan sesuatu untuk mewujudkan impian saya. Semenjak saya menemukan impian saya tersebut hal yang saya lakukan pertama kali adalah MENGUPDATE DIRI. Memperbaiki diri sangat penting menurut saya mulai dari segi pribadi hingga ilmu. Mengapa tiba-tiba begitu?Ketika saya menemukan mimpi saya. Saya mengukur diri, mampukah saya mewujudkannya dengan kemampuan saya kini? Yups...pertanyaan tersebut langsung terjawab dengan mudah “TIDAK, SAYA TIDAK DAPAT MEWUJUDKAN MIMPI SAYA DENGAN KEMAMPUAN SAYA KINI”
Hal yang saya lakukan untuk memperbaiki diri: perbanyak pengalaman kerja (bidang pendidikan khususnya matematika), mengikuti beberapa lomba tentang pendidikan (alhamdulillah menang) dan selalu bertanya pada orang disekitar seperti apakah saya? Jeleknya saya? Baiknya saya harus seperti apa?
Well guys dengan melakukan hal tersebut, bukan berarti saya tidak percaya akan diri saya sendiri atau tidak suka dengan diri saya. Hanya saja saya meyakini “Jadilah dirimu sendiri. Tapi dengan menjadi diri sendiri bukan berarti kamu menutup mata dan telingamu. Berubahlah karna kamu sadar itu adalah yang terbaik untukmu. Dan jangan sekali-kali berubah demi siapapun atau apapun.”

Bisakah saya mewujudkan mimpi saya?
HARUS BISA DAN PASTI BISA. Apapun impian kalian, apapun bidang yang kalian sukai atau apapun cita-cita kalian, kalian HARUS YAKIN PASTI BISA MEWUJUDKANNYA. 
Impian adalah hak kalian memilihnya. Bukan orangtua ataupun guru kalian. Menjadi apapun itu terserah kalian. Tapi yang perlu kalian catat kalian harus jadi “orang sukses”.
Contoh : Saya ingin jadi guru matematika. Saya harus bisa memastikan saya menjadi guru matematika yang sukses. Bukan hanya sekedar menjadi guru matematika saja. Tapi guru matematika yang sukses menginspirasi siswa, yang pastinya membawa perubahan pada pendidikan di Indonesia. SAYA YAKIN SAYA BISA MEWUJUDKANNYA.

 Jadi Apa impian Kalian ?
Kalian yang tentukan! Share yuk disini biar banyak yang mendoakan impian kalian agar terwujud. :D

Tekanan Hidup Berat, Gangguan Jiwa Meningkat!

Tekanan Hidup Berat, Gangguan Jiwa Meningkat ! Sial, macet lagi...macet lagi. Mana bos “killer” kalau ada karyawan telat langsung pecat...